Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Musnahkan Butakala sebelum Jalani Nyepi, Umat Hindu di Kediri Raya Mengarak Ogoh-Ogoh

37
×

Musnahkan Butakala sebelum Jalani Nyepi, Umat Hindu di Kediri Raya Mengarak Ogoh-Ogoh

Share this article
Example 468x60

Kediri (aksennews.com) — Ratusan umat Hindu di Kediri Raya menggelar Tawur Kesanga dengan mengarak dan membakar ogoh-ogoh. Ritual yang digelar sehari sebelum Nyepi itu dilakukan sebagai simbol untuk memusnahkan energi negatif. Sehingga, umat bisa melaksanakan Nyepi dalam suasana yang tenang dan damai.

Di Kabupaten Kediri, Tawur Kesanga digelar di kawasan Tugu Garuda. Ratusan umat Hindu mengarak puluhan ogoh-ogoh yang menjadi simbol buta kala, sarat akan energi negatif.

Example 300x600

Dimulai sekitar pukul 08.00, umat terlihat antusias mengikuti ritual. Mereka mengikuti rangkaian acara dengan khidmat.

Yakni, sejak pembacaan doa-doa oleh panindita, pembagian air suci kepada umat, hingga pengarakan ogoh-ogoh. “Upacara Tawur Agung Kesanga ini salah satu rangkaian dalam hari raya Nyepi umat Hindu,” kata Ketua Panitia Upacara Tawur Agung Kesanga Kabupaten Kediri Heri Iswanto.

Arak-arakan ogoh-ogoh jadi puncak Tawur Kesanga yang juga ditunggu masyarakat umum. Berangkat dari kawasan Tugu Garuda, rombongan menempuh rute ke arah timur sekitar dua kilometer dan finish di Taman Makam Pahlawan (TMP).

Ada berbagai bentuk ogoh-ogoh yang diarak kemarin. Mulai perempuan berkepala tiga, raksasa dengan wajah buruk rupa, hingga manusia kera yang berapi-api.

Terkait kondisi ogoh-ogoh yang menyeramkan, menurut Heri karena mereka merupakan representasi roh negatif atau jahat di alam semesta.

“Mereka adalah simbol dari Butakala. Sesuatu yang bersifat jahat,” lanjutnya. Setelah diarak, ogoh-ogoh akan dibawa kembali ke desa masing-masing.

Selanjutnya, tadi malam dihancurkan dengan cara dibakar. “Pembakaran itu juga simbol penghancuran roh negatif agar saat melaksanakan Nyepi keesokan harinya umat bisa beribadah dengan tenang,” terang Heri.

Untuk diketahui, pengarakan ogoh-ogoh kemarin dijaga ketat Satlantas Polres Kediri Kota. Mereka melakukan rekayasa lalu lintas agar arus kendaraan di Pare tidak macet. Terutama mengalihkan kendaraan yang hendak melewati Jl PB Sudirman.

Kasatlantas Polres Kediri AKP Suryono melalui Kanit Turjagwali Ipda Sujadi menyebut, arus lalu lintas dari Papar menuju Malang dialihkan ke jalur Tulungrejo Pare.

Sebaliknya, dari arah Malang ke Papar, dialihkan di simpang tiga Tretek, Pare, ke arah kiri sampai simpang empat Gedangsewu. Penerapan rekayasa lalu lintas itu dilakukan hingga pukul 12.00 kemarin.

Sementara itu, di Kota Kediri Tawur Kesanga yang biasanya digelar di Bundaran Sekartaji hingga ke Pura Agung Kilisuci, kemarin digelar di kawasan Gua Selomangleng. Puluhan umat Hindu Kota Kediri juga mengikuti rangkaian acara dengan khidmat.

Puluhan umat bersemangat mengarak ogoh-ogoh di kawasan Selomangleng. Selanjutnya, ogoh-ogoh yang menggambarkan sifat buruk itu langsung dibakar usai diarak.

“Setelah kita keliling, kemudian dibakar (ogoh-ogohnya, Red). Itu maknanya membakar sifat-sifat jelek yang ada dalam diri kita,” jelas Ketua Parisada Hindu Dharma Ni Made Susilawati.

Lebih jauh perempuan yang akrab disapa Made itu menuturkan, Tawur Kesanga di Kota Kediri sengaja digelar sederhana tahun ini. Sebab, ritual dilakukan setelah hajatan politik nasional.

Seperti halnya Heri, menurut Made Tawur Kesanga dilakukan untuk membangun sinergi antara manusia dengan alam. Selain itu, umat Hindu juga berterima kasih atas kehidupan setahun ke belakang.

“Kemarin (9/3/2024) dalam upacara Melasti) sudah menyucikan diri dan alam, sekarang (10/3/2024) memberikan Yadnya kepada butakala agar besok (hari ini, Red) kami betul-betul bisa melaksanakan catur brata penyepian dengan baik,” jelasnya.

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *