Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Koin Gobog, Alar Tukar Pengganti Pola Barter

105
×

Koin Gobog, Alar Tukar Pengganti Pola Barter

Share this article
Example 468x60

Banyuwangi (aksennews.com) — Salah satu artefak yang sering ditemukan di Bumi Blambangan adalah uang gobog (koin bolong). Sebelum masa kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, perdagangan menuntut penggunaan alat pembayaran sebagai pengganti sistem barter. Mulanya, alat pembayaran yang digunakan masih cukup sederhana, Minggu (17/3/2024).

Dibeberapa wilayah seperti Bekasi memakai belicung, semacam kapak batu. Sedangkan di Pekalongan transaksi menggunakan manik-manik. Dan di Bengkulu menggunakan kulit kerang jenis tertentu.

Example 300x600

Hal inilah yang kemudian mendasari perlunya alat pengganti transaksi yang diterima secara umum. Dalam praktik perdagangan di Nusantara dikenal dengan namanya uang gobog sebagai alat pengganti transaksi khususnya barter.

Zaman Sriwijaya dan Majapahit diyakini telah memiliki mata uang sendiri. Tapi baru Majapahit dengan uang gobog yang telah diketemukan. Sedangkan dari peradaban Sriwijaya belum ditemukan.

Uang ini berbahan tembaga dengan berat 24,5 gram dengan ketebalan 22 mm, dengan diameter 46 mm. Uang ini juga disebut sebagai koin kuno atau tradisional. Di mana bagian tengahnya terdapat lubang, baik berbentuk lingkaran maupun persegi.

Catatan sejarah, uang gobog digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran dalam transaksi ekonomi di masa Kerajaan Majapahit. Peredaran uang gobog zaman Majapahit tidak lain dipengaruhi budaya Tiongkok.

Pedagang Tiongkok yang memulai memperkenalkan uang gobog, kemudian ditiru praktek oleh “Menteri Keuangan” Majapahit pada masa itu. Bedanya, uang made in Majapahit ini, ukurannya lebih kecil dan desain yang berbeda.

Uang gobog Majapahit terbuat dari dua unsur logam, yaitu kuningan dan tembaga. Di dalamnya terdapat gambar wayang di salah satu sisinya. Karena itu, uang ini disebut juga dengan uang gobog wayang.

Namun, masih ada pertentangan soal penggunaan uang gobog sebagai alat tukar pada masa itu. Ada pendapat yang mengatakan, uang gobog pernah beredar sebagai alat tukar. Sedangkan pendapat lainnya menyatakan, uang gobog merupakan koin dengan bentuk dan desain berunsur magis. Artinya, hanya digunakan sebagai pelengkap dalam persyaratan atau sesaji upacara budaya dan agama.

Tidak heran, bila uang gobog sampai saat ini sering dipercaya sebagai jimat tolak bala. Uang ini bahkan dipasang di tiang utama atap rumah, atau ditanam di bawah tiang soko guru rumah.

Meski berbentuk uang koin, gobog tidak memiliki nominal seperti uang koin saat ini. Hal inilah yang kemudian banyak anggapan, bila uang gobog tidak berfungsi sebagai alat pembayaran.

Saat ini, uang gobog digunakan sebagai uang kepeng pelengkap tradisi adat di Bali, termasuk Ngaben. Uang gobog ini terus berkembang hingga masa kerajaan Islam. Kerajaan Samudera Pasai di Aceh, Jambi, Palembang, hingga Sumenep juga menelurkan uang gobog sendiri.

Mereka menempalkan ciri khasnya salah satunya tulisan Arab di atas koin.

Yang unik, uang Kerajaan Sumenep yang berasal dari uang asing dan kemudian diberi cap “Sumenep” dengan aksara Arab. Uang kerajaan tersebut beredar seiring dengan mata uang asing, bahkan bisa dipertukarkan. (nic/bay)

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *