Pekalongan (aksennews.com) — Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) menggelar Festival Anak Kota Pekalongan Tahun 2025 sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Anak Nasional (HAN). Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi ruang ekspresi dan penguatan kesadaran akan pentingnya pemenuhan hak-hak anak di berbagai aspek kehidupan. Kegiatan berlangsung di Gedung Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Pekalongan, Rabu (30/7/2025).
Wakil Wali Kota (Wawalkot) Pekalongan, Hj. Balgis Diab yang hadir membuka acara tersebut menyampaikan bahwa, Festival Anak merupakan momentum untuk membangun kedekatan antara anak dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat, dan tentunya pemerintah. Ia menekankan pentingnya perhatian semua pihak dalam menjamin hak dasar anak terpenuhi dengan optimal.
“Tentu, kami berharap dengan adanya Festival Anak ini bisa semakin mendekatkan anak-anak yang ada di Kota Pekalongan ini dengan lingkungan keluarga, orangtua, dan teman-temannya, begitu juga dengan masyarakat sekitarnya serta Pemerintah Kota Pekalongan,” ujar Wawalkot Balgis.
Dalam kesempatan tersebut, Wawalkot Balgis juga menyoroti pentingnya kepemilikan Kartu Identitas Anak (KIA) sebagai bentuk identitas hukum yang membuka akses anak terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, KIA bukan sekadar dokumen administratif, melainkan wujud komitmen negara dalam menjamin hak-hak sipil anak sejak dini.
“Pemenuhan identitas hukum seperti KIA merupakan langkah awal untuk memastikan anak mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara. KIA adalah pintu masuk bagi anak untuk mendapatkan berbagai layanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya akses terhadap layanan kesehatan sebagai hak mendasar yang harus dijamin. Mulai dari imunisasi, pemeriksaan rutin di Posyandu dan Puskesmas, hingga layanan kesehatan mental bagi anak yang membutuhkan, terlebih di tengah tantangan sosial dan gaya hidup modern.
Tak kalah penting, Wawalkot Balgis uga mengingatkan bahwa, rumah adalah tempat pertama dan utama yang seharusnya menjadi zona aman bagi anak.
“Rumah yang terbuka untuk curhat dan mendengarkan adalah pondasi penting bagi perkembangan mental yang sehat. Anak yang merasa didengar dan dihargai di rumah akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan tangguh,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala DPMPPA Kota Pekalongan, Puji Winarti menjelaskan bahwa, puncak peringatan HAN tahun ini dipusatkan di Perpustakaan Daerah Kota Pekalongan. Lokasi ini dipilih karena sudah memenuhi standar Sahabat Anak tingkat Madya, dan berfungsi sebagai pusat informasi sekaligus pusat kreativitas anak.
Puji menyebutkan, Festival Anak Kota Pekalongan 2025 menghadirkan lima spot kegiatan utama yang sarat nilai edukatif, partisipatif, dan kultural, yaitu Pertama, adanya Kelas Pengasuhan Anak yang menghadirkan ibu dan anak dalam suasana aman dan nyaman, didampingi psikolog dari layanan PUSPAGA DPMPPA. Kegiatan ini bertujuan menciptakan pola komunikasi yang sehat antara ibu dan anak, serta membekali orangtua dengan keterampilan pengasuhan positif.
Kedua, Festival Menulis Surat dari Anak untuk Kota Pekalongan. Kegiatan ini menjadi media suara hati anak-anak SD/MI dari 27 kelurahan di Kota Pekalongan. Mereka menyampaikan aspirasi, harapan, bahkan kritik membangun terhadap kondisi kota, yang selanjutnya akan disampaikan langsung kepada Wali Kota Pekalongan sebagai masukan dalam pembangunan Kota Layak dan Kota Ramah Anak.
“Ketiga, ada Festival Kreativitas Daur Ulang Sampah. Dimana, anak-anak diajak membuat hiasan rumah dari bahan daur ulang, membentuk kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. Edukasi lingkungan hidup dikemas dalam kegiatan kreatif untuk membiasakan anak menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,”tuturnya.
Lanjutnya, selain itu, ada spot permainan tradisional. Di kelas tersebut disediakan berbagai permainan rakyat seperti engklek, congklak, yoyo untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya leluhur. Kegiatan ini juga diharapkan mengurangi ketergantungan anak terhadap gawai serta meningkatkan aktivitas motorik dan sensorik mereka.
“Spot terakhir ada Talkshow Forum Anak sebagai 2P yaitu Pelopor dan Pelapor. Forum Anak dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga kota dilibatkan dalam diskusi terbuka untuk melatih keberanian menyuarakan pendapat, menjadi agen perubahan di lingkungannya, sekaligus memperkuat karakter kepemimpinan anak,”terangnya.
Puji Winarti menambahkan bahwa, Festival Anak ini sepenuhnya merupakan inisiatif dari anak-anak sendiri. Mulai dari perencanaan, konsep acara, hingga teknis kepanitiaan, semuanya melibatkan Forum Anak Kota Pekalongan sebagai pelaksana utama.
“Kegiatan festival anak ini murni dari anak, untuk anak. Kami dari DPMPPA dan OPD lain hanya memfasilitasi sarana prasarana dan koordinasi teknis. Ide dan kreativitas kami serahkan ke mereka,” tukasnya.