Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaKesehatan

Kabupaten Blitar Minim Tenaga Perawat, Layani Sebanyak 22 Kecamatan, Jumlah Terpantau Kurang Ideal

40
×

Kabupaten Blitar Minim Tenaga Perawat, Layani Sebanyak 22 Kecamatan, Jumlah Terpantau Kurang Ideal

Share this article
Example 468x60

Blitar (aksennews.com) — Tercatat 1.523 perawat kini berkarier di Bumi Penataran. Namun, jumlah itu dinilai masih belum ideal. Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PPNI Kabupaten Blitar, Zaenal Fanani membenarkan, ada 1.523 perawat di Kabupaten Blitar, Kamis (21/3/2024).

Mereka tersebar di 18 dewan pengurus komisariat (DPK). Bertambahnya beberapa rumah sakit negeri dan swasta tentu menambah tenaga perawat.

Example 300x600

“Namun 1.523 perawat ini masih belum ideal. Jumlah perawat kabupaten tergolong kecil, hampir tersaingi kota yang jumlahnya lebih dari 1.100. Bahkan, Tulungagung saja ada lebih 2.000 perawat. Namun, jumlah perawat kabupaten sudah cukup lebih baik dari sebelumnya,” ujar Zaenal.

Zenal mengakui bahwa untuk mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) perawat tidak mudah.

Para perawat harus memiliki sertifikasi profesi dengan melakukan ujian kompetensi. Hasilnya untuk mendapatkan surat tanda registrasi (STR) yang berlaku seumur hidup sejak Maret 2024 ini. Bukti sertifikasi ini diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.

Ribuan perawat di Kabupaten Blitar telah memiliki STR dan tercatat sebagai tenaga kesehatan. Setelah itu, pemerintah daerah menindaklanjuti dengan menerbitkan surat ijin praktik (SIP).

Sebelumnya harus mendapatkan rekomendasi dari organisasi profesi, tapi sejak Maret ini langsung ditangani oleh dinas kesehatan.

“Regulasi sertifikasi yang baru, semua berbasis online, jadi menghindari adanya human error dalam proses mendapatkan sertifikasi profesi. Syukurnya, semua perawat di Blitar sudah bersertifikat,” ungkapnya.

Zaenal menyebut, perawat kini dituntut lebih komunikatif dan edukatif kepada masyarakat. Sebab, masyarakat ingin dilayani dengan baik oleh perawat atau tenaga medis.

Bagi perawat, selain tantangan juga merupakan kesempatan untuk terus melakukan pelayanan dengan baik.

Apalagi, masyarakat mengalami perubahan sosial sehingga harus ada metode khusus dalam komunikasi kepada pasien.

“Adanya Covid-19 lalu menimbulkan dampak terhadap masyarakat yang mudah menerima informasi terkait pelayanan kesehatan. Namun, kuncinya tetap komunikatif kepada pasien,” pungkasnya. (jar/c1/hai)

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *