Kediri (aksennews.com) — Universitas Brawijaya konsisten melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) setiap tahunnya sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi (31/07).
KKN PSDKU UB Kediri tahun ini berlangsung dari 1 Juli hingga 10 Agustus 2025, mencakup 4 kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri, termasuk Kecamatan Plosoklaten. Di Kecamatan Plosoklaten, KKN terbagi dalam 9 desa: Sepawon, Punjul, Ploso Lor, Pranggang, Jarak, Kayunan, Gondang dan Sumberagung. Kelompok KKN 07 berlokasi di Desa Gondang, yang dibimbing oleh Ibu Atik Winarti, S.Pt yang terdiri dari total 17 mahasiswa.
Mahasiswa kelompok 07 Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)/ Kuliah Kerja Nyata (KKN) PSDKU UB Kediri pada hari Jum’at, 1 Agustus 2025 melakukan program kerja mengenai Penerapan Teknologi Tepat Guna dalam Pengendalian Hama Embug Berbasis Agen Hayati Metarhizium Anisopliae.
Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Brawijaya PSDKU Kediri menggelar program Pengabdian Kepada Masyarakat/ Kuliah Kerja Nyata dengan fokus pada penerapan Teknologi Tepat Guna dalam pengendalian hama embug Spidiota stigma pada tanaman tebu. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Gondang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, yang merupakan salah satu wilayah sentra pertanian tebu di Jawa Timur.
Masalah hama embug yang selama ini menjadi ancaman serius bagi produktivitas tebu di desa tersebut menjadi perhatian kelompok KKN. Menjawab tantangan ini, para mahasiswa memperkenalkan agen hayati Metarhizium anisopliae, jamur entomopatogen yang efektif sebagai bioinsektisida ramah lingkungan. “Metarhizium anisopliae yang merupakan entomopatogen atau termasuk agen hayati memiliki keunggulan sebagai pengendali hama yang efektif dan aman lantaran dapat menyerang serangga target secara selektif dan tidak mencemari lingkungan,” ujar Najwa Dhiya, ketua pelaksana program kerja tersebut.
Kegiatan ini meliputi pendampingan langsung kepada anggota Kelompok Tani, penerapan pengembangan dan aplikasi Metarhizium anisopliae, serta uji coba langsung di salah satu lahan tebu milik warga. Petani diberikan pemahaman dan pendampingan mengenai manfaat penggunaan agen hayati dibandingkan pestisida kimia yang bersifat residu dan berdampak negatif jangka panjang terhadap ekosistem, sedangkan penggunaan agen hayati dapat memberikan dampak positif dan dapat terwujud kegiatan pertanian yg sustainable. Kepala Desa Gondang, Bapak Nuris Tianto menyambut baik inisiatif para mahasiswa. “Kami sangat terbantu dengan kegiatan ini. Para petani bisa belajar langsung teknologi baru yang lebih aman dan berkelanjutan,” tutur beliau.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para petani di Desa Gondang dapat secara mandiri mengembangkan dan menggunakan agen hayati untuk mengendalikan hama secara efektif, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan pertanian. Program ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa dalam menjembatani ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat desa melalui Teknologi Tepat Guna yang aplikatif, ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berdampak langsung. (Tania)