Kediri, (aksennews.com) — Dalam upaya melestarikan kekayaan budaya lokal serta merefleksikan Panji sebagai mahakarya warisan leluhur, Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menggelar kegiatan “Reksa Budaya Panji” dengan tema “Eksplorasi Ragam Jaranan Kediri”.
Acara berlangsung di Situs Cagar Budaya Arca Totok Kerot, Dusun Kunir, Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri pada Rabu (26/11/2025).
Kegiatan budaya ini menampilkan empat jenis jaranan khas Kabupaten Kediri, masing-masing Jaranan Jowo, Jaranan Sentherewe, Jaranan Dhor, dan Jaranan Pegon, yang seluruhnya merepresentasikan keragaman kesenian tradisi sekaligus identitas budaya masyarakat Kediri.
Dalam keterangan persnya, Plt Kepala Disparbud Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi, menjelaskan bahwa Reksa Budaya Panji merupakan salah satu upaya pemerintah daerah dalam menjaga kesinambungan tradisi. Menurutnya, Panji bukan sekadar kisah legenda, melainkan simbol intelektual dan kreativitas budaya yang telah diwariskan turun-temurun.
“Melalui kegiatan ini, kami berupaya melestarikan budaya lokal dan meneruskan semangat Panji sebagai inspirasi bagi generasi masa kini,” ujar Mustika.
Mustika juga menegaskan bahwa ragam jaranan yang ditampilkan bukan hanya sebagai tontonan seni, tetapi seruan bersama untuk menjaga warisan leluhur, merawat situs budaya, serta menanamkan nilai historis Panji kepada generasi muda.
“Kita jaga ragam kekayaan intelektual Kabupaten Kediri seperti Jaranan Jowo, Wayang Krucil, Tari Tiban, dan semangat Panji sebagai inspirasi generasi masa kini,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan harapannya kepada para guru agar menjadi perantara dalam mengenalkan seni lokal kepada para siswa melalui pembelajaran seni dan budaya. Menurutnya, keberlanjutan tradisi tidak hanya bertumpu pada seniman, namun membutuhkan dukungan bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, hingga masyarakat umum.
Selain pertunjukan seni, acara Reksa Budaya Panji juga diisi dialog budaya yang menghadirkan para narasumber terkemuka, yaitu Arief Rofik (Budayawan/Praktisi Seni Jawa Timur), R. Djoko Prakoso (Seniman dan Akademisi Jawa Timur), serta Purwito, Ketua Paguyuban Seni Jaranan (Pasjar) Kabupaten Kediri. Dialog tersebut membahas tantangan dan strategi pelestarian seni tradisional di tengah perkembangan zaman.
Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB tersebut ditutup pada 14.00 WIB dengan penampilan istimewa dari Jaranan Bocil (bocah kecil) lengkap bersama para pengrawit cilik. Penutup acara berlangsung meriah ketika seluruh tamu undangan turut bergabung menarikan tarian Bocil sebagai simbol kebersamaan dalam menjaga budaya.
Untuk diketahui, melalui kegiatan ini Pemerintah Kabupaten Kediri menegaskan komitmennya untuk terus merawat, merayakan, dan menguatkan identitas budaya Panji sebagai warisan tak ternilai bagi generasi masa depan.











