Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
KESEHATAN

Kejar Eliminasi TBC 2030, Dinkes Ponorogo Galakkan Temuan Kasus dan Pengobatan Sampai Sembuh

210
×

Kejar Eliminasi TBC 2030, Dinkes Ponorogo Galakkan Temuan Kasus dan Pengobatan Sampai Sembuh

Share this article
Example 468x60

Ponorogo ( aksennews.com ) — TUBERKULOSIS (TBC) masih menjadi masalah kesehatan utama yang perlu penanganan mendesak. Temuan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis itu di Ponorogo sebanyak 1.227 kasus dan 317 di antaranya adalah kasus TBC anak.
“Jumlah kasus itu terhitung sampai November 2024. TBC termasuk jenis penyakit yang mudah menular karena bakteri Mycobacterium tuberculosis menyebar melalui udara,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, Jumat (6/12/2024).
Dinkes Ponorogo berupaya sedapat mungkin mendapatkan banyak temuan kasus, bersamaan upaya mengobati pasien TBC sampai sembuh untuk memutus mata rantai penularan. Target penanganannya adalah penurunan 90 persen kasus sehingga tinggal tersisa 10 persen pasien TBC pada 2030 mendatang. “Sesuai jargon TOSS TB yaitu singkatan Temukan TBC Obati Sampai Sembuh,” terang Dyah Ayu.
Pihaknya selama ini menerapkan metode active case finding (ACF) dan passive case finding (PCF) untuk menemukan kasus TBC. Skrining dalam aktivitas pos pelayanan terpadu (Posyandu) terhadap balita stunting atau balita yang berat badannya tetap atau bahkan cenderung turun ternyata efektif menemukan kasus baru TBC anak.
“Kalau passive case finding, kami minta tenaga medis melakukan skrining ketika menemukan pasien dengan gejala TBC yang datang berobat ke Puskesmas, Rumah Sakit, atau klinik,” terang Kadinkes.
Untuk menegakkan diagnosis TBC, lanjut Dyah Ayu, terduga perlu menjalani tes cepat molekuler (TCM) dengan mengambil sampel dahak. Di Ponorogo, TCM dapat dilakukan di RSUD dr Harjono, Laboratorium Kesehatan Daerah, Puskesmas Jenangan, Puskesmas Pulung, Puskesmas Sawoo, Puskesmas Slahung, dan Puskesmas Kauman Baru.
“Kami sudah membentuk jejaring pemeriksaan, untuk diagnosis TBC dan pengobatan sampai sembuh tanpa biaya alias gratis,” tegas Dyah Ayu.
Masih kata dia, Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa), salah satu organisasi non profit, turut mendukung program eliminasi TBC pada tahun 2030. Relawan dari Yabhysa ikut aktif mengedukasi terduga TBC menjalani tes dahak serta pengawas menelan obat (PMO). “Relawan juga rutin melakukan monev (monitoring dan evaluasi), feedback laporan, dan cek data,” pungkas Dyah Ayu (tim kominfo)

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *