Denpasar ( aksennews.com ) —– Sampah organik dapat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik karena dapat menghasilkan gas metana, merusak tanah, dan mencemari air. Salah satu cara untuk mengelola sampah organik adalah dengan melakukan metode pembuatan kompos. Sebagai bagian dari wadah anak muda yang peduli terhadaap lingkungan terutama mengenai sampah. Paguyuban Social Project Bali pada Sabtu (25/01/2025) pukul 09.00 s.d. 12.00 WITA mengadakan Workshop Komposting 2025 dengan tema “Komposting untuk Pemula: Langkah Demi Langkah Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan” yang diadakan di Banjar Adat Tegeh Sari, Desa Adat Tonja, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar Bali. Acara ini dihadiri oleh 50 orang peserta yang berasal dari masyarakat dan pelajar. Turut hadir dalam agenda Pengurus Bank Sampah Tegeh Sari Lestari, Bank Sampah Sari Dewi, Bank Sampah Taman Wira Gatsu, Kelompok Wanita Tani Kebun Berdaya, Paiketan Krama Istri Banjar Tegeh Sari, Pokja Lingkungan Banjar Tegeh Sari, dan Komunitas Natah Rare dan mahasiswa KKN Undiknas.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia Workshop Komposting 2025 Ida Ayu Putu Icha Uttari, Kelian Adat Banjar Tegeh Sari Kadek Agus Sudana, Kepala Lingkungan Banjar Adat Tegeh Sari Nyoman Sudarma, dan Ketua Umum Social Project Bali Herdian Armandhani, S.E.
Acara diawali dengan materi Komposting yang dengan narasumber Buya Azmedia Istiqlal dari Urban Compost Bali, dengan dimoderatori Zhaleth Levenery Gavrily Ayezcca Amalo. Selain mendapatkan materi didalam Wantilan Banjar, para peserta yang hadir juga bisa mempraktekkan membuat kompos secara langsung. Peserta yang hadir diajak ke pekarangan Banjar Adat Tegeh Sari, untuk membuat kompos dengan media ember, serbuk kayu, nasi, dedaunan kering, dan sisa buah-buahan secara berkelompok.
Workshop ini bertujuan untuk mengedukasi peserta tentang pentingnya pengolahan sampah organik melalui metode pengomposan, sekaligus memberikan pemahaman praktis tentang cara pembuatan kompos dari sisa makanan rumah tangga, serbuk kayu, dedaunan kering dan sisa buah-buahan.
Dihubungi di lokasi Workshop Komposting 2025, salah satu Pendiri sekaligus Ketua Umum Social Project Bali Herdian Armandhani, S.E., atau akrab disapa Dhani mengatakan bahwa melakukan pengomposan merupakan langkah maju yang besar dalam memerangi krisis sampah di masyarakat dan lingkungan perkotaan.”Salah satu cara pengurangan sampah organik adalah dengan melakukan pengomposan baik di skala rumah tangga hingga skala lingkungan. Dengan adanya Workshop Komposting ini diharapkan masyarakat bisa lebih bisa bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan dan tidak bergantung pada pemerintah dalam mengurangi sampah.”
“Cara melakukan kompos jika sudah mengetahui ilmunya sangat mudah untuk dipraktekkan,” tegas pemuda yang menjabat sebagai Ketua Moeldoko Center DPC Denpasar ini.
“Bahan kompos yang bisa kita olah seperti daun kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam padi, limbah kertas, kulit jagung, jerami, batang sayuran, hingga sisa buah-buahan. Sebelum kita membuang sampah hendaknya kita bisa memilah sampah sesuai kategori seperti sampah organik, anorganik dan residu sehingga memudahkan untuk mencari bahan untuk membuat kompos,” jelas alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bali ini.
“Saya berharap seluruh masyarakat Bali khususnya Kota Denpasar bisa bergerak bersama-sama mengkompos sehingga hanya tersisa sampah residu saja” tandasnya.
Salah satu peserta yang hadir bernama Nita memberikan apresiasi dan kesan mendalam dalam kegiatan Workshop Komposting 2025 ini.
“Terima kasih buat Social Project Bali. Acaranya seru, keren dan bermanfaat.” ungkap Nita mengakhiri. (HAD/*JR77*)