Ngawi (aksennews.com) — Seorang remaja perempuan berusia 22 tahun memberanikan diri mendatangi Polres Ngawi. Kedatangannya itu untuk melaporkan perbuatan tak senonoh pamannya sendiri. Remaja perempuan berinisial AW itu mengaku menjadi korban tindak asusila selama 10 tahun.
Didampingi salah seorang kerabatnya, AW menceritakan perbuasan asusila Sunarso pada hari Senin, tanggal 19 Februari lalu.
“Korban mengalami kekerasan seksual dari pelaku sejak 2014,’’ ungkap Kasatreskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan, Kamis (7/3/2024) kemarin.
Sunarso, lelaki berumur 55 tahun, diketahui tinggal di salah satu desa di Kecamatan Widodaren, Ngawi.
Ia diduga melakukan perbuatan bejat terhadap AW sejak masih berusia 13 tahun. Kala itu korban masih duduk dibangku SMP. Sementara saat ini sudah mahasiswa.
Tindak asusila tersebut kali terakhir dilakukan bulan Januari lalu. Kasus kekerasan terhadap perempuan yang menimpa AW itu juga mempertegas besarnya relasi kuasa.
“Korban tidak berani menolak karena diancam tidak akan dibiayai sekolahnya,’’ ujar Joshua.
Kasatreskrim menyampaikan bahwa AW tinggal di rumah pamannya sejak ibunya meninggal pada 2009.
Sementara ayah korban tinggal di luar daerah setelah menikah kembali lima tahun berselang. Pelaku melakukan aksi bejatnya memanfaatkan situasi sang istri tidak di rumah.
“Pelaku punya dua anak dan cucu, tapi tinggalnya beda rumah,’’ ungkapnya.
Joshua mengatakan, Sunarso ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan. Pihaknya menyita sejumlah barang bukti yang digunakan saat persetubuhan.
“Sarung milik pelaku dan pakaian dalam korban,’’ ujarnya. (sae/cor)
