Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kampoeng Oase Songo Surabaya

Mahasiswa SOSMA HMTI ITS Gelar Pengabdian Masyarakat Mahasiswa di Kampoeng Oase Songo Surabaya

39
×

Mahasiswa SOSMA HMTI ITS Gelar Pengabdian Masyarakat Mahasiswa di Kampoeng Oase Songo Surabaya

Share this article
Example 468x60

Surabaya ( aksennews.com )— Sebagai kampung edu wisata di Kota Surabaya yang bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan, Kampoeng Oase Songo yang terletak di wilayah Simo Hilir RT 09 RW 03, Kecamatan Sukomanunggal kembali dijadikan tempat berlangsungnya pengabdian masyarakat bagi para mahasiswa yang tergabung dalam Departemen Sosial Masyarakat (SOSMA) Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (HMTI ITS) Surabaya. Melalui kegiatan bertajuk ‘IE-Mprove Village’, berbagai aktivitas berkonsep Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan yang menyasar warga kampung dari berbagai kalangan usia dilaksanakan.

Pengabdian masyarakat bertajuk ‘IE-Mprove Village’, berlangsung sekitar dua minggu yakni 17 – 18 Mei 2025 dan 24 – 25 Mei 2025. Pelaksanaan kegiatan, terbagi menjadi berbagai macam kelompok berdasarkan usia, yakni ibu-ibu, bapak-bapak, hingga anak-anak yang berisi edukasi pengelolaan sampah dan limbah lingkungan dalam upaya ketahanan pangan.

Example 300x600

Saat ditemui, Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat IE-Mprove Village 2025 Randi Abgari menjelaskan, tujuan kegiatan ini adalah untuk membawa mahasiswa baru dalam penerapannya dengan menanamkan nilai social control kepada mereka sehingga dapat mengembangkan ilmu maupun nilai-nilai sosial kemasyarakatan. “Kita juga bisa memberikan dampak dan improvement untuk desa ini dan juga desa lainnya,” jelas Randi dalam keterangan tertulis, Senin (26/5/2025).

Alasan di balik terpilihnya Kampoeng Oase Songo Surabaya sebagai tempat berlangsungnya program ini, Randi menerangkan, karena Kampoeng Oase Songo dinilai memiliki banyak bahan yang bisa dijadikan edukasi untuk mahasiswa baru. “Selain itu juga ada banyak elemen-elemen yang bisa dikembangkan oleh mahasiswa baru yang nantinya akan disampaikan dan diterapkan untuk mengimprove desa ini,” terang Randi.

Ia menyebutkan, mahasiswa ITS yang mengikuti kegiatan ini merupakan angkatan 2024 dan 2023. “Untuk mahasiswa 2024, terdapat dua kelompok. Yang tiap satu kelompoknya terdapat sembilan anggota kelompok. Dan untuk mahasiswa angkatan 2023 terdapat sepuluh anggota kelompok,” sebut Randi.

Selain di Simo Hilir, Randi mengungkapkan, kegiatan IE-Mprove juga diadakan di tiga kampung lainnya di Surabaya. Yakni, Kampung Nambangan Perak, Kampung Medokan Semampir, dan Kampoeng Oase Songo di Simo Hilir ini.

“Kegiatannya sama, namun di Desa Nambangan Perak itu kita lebih fokus ke pengembangan lingkungan kelautan karena di sana fokusnya ke kelautan, yang banyak terdapat pekerja nelayan. Untuk di Desa Medokan Semampir, di sana fokusnya ke lingkungan, karena untuk pekerja dari warga-warga kebanyakan pembersih makam. Sedangkan di Desa Wisata Simo Hilir ini, fokusnya tentang lingkungan, karena ini kan desa eduwisata, yang mana banyak pelajaran lingkungan yang bisa dipelajari,” ungkap Randi.

Kegiatan Berbasis SDGs

Karena IE-Mprove Village sendiri adalah program berbasis SDGs, Randi memaparkan, pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat berupa pengajaran yang bisa diterapkan untuk pembangunan berkelanjutan.

Kegiatannya pun, Randi menuturkan, dibagi menjadi beberapa bagian dalam bentuk kelompok berdasarkan usia. “Untuk kegiatan yang di kelas, tadi itu ada anak-anak dan ibu-ibu. Untuk pengajarannya, anak-anak tadi, ada yang membuat roti. Dan juga ibu-ibu tadi ada buat eco print, yang dimana itu bisa digunakan untuk wira usaha. Sedangkan bapak-bapak ada pengajaran untuk membuat hidroponik yang simpel,” tuturnya.

Sementara itu, Penanggung Jawab atau PIC Desa Eduwisata Kampoeng Oase Songo di acara IE-Mprove Village 2025, Davryan Marvin menjelaskan, IE-Mprove Village adalah salah satu program mahasiswa teknik industri ITS yang menerapkan SDGs. Karena keilmuan teknik industri itu salah satunya memberikan input seminimal mungkin dan menghasilkan output yang semaksimal mungkin.

Marvin menerangkan, tujuan pembagian per kelompok berdasarkan usia dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mengimplementasikan dan menerapkan tujuan SDGs. “Kelompok anak-anak tujuannya untuk menerapkan SDGs ketiga dengan menerapkan SDGs keempat yang berfokus pada pendidikan berkualitas atau quality education. Terus untuk bapak-bapak itu menerapkan SDGs keempat juga terkait quality education dan SDGs ke-12 terkait pola produksi dengan mengangkat tema hidroponik,” ujar Marvin.

“Sedangkan kelompok ibu-ibu, juga sama menerapkan SDGs ketiga dan keempat. Seluruh kegiatan ini tujuannya itu untuk menerapkan SDGs agar desa dapat menerapkan pembangunan berkelanjutan,” sambungnya.

Marvin menceritakan, kegiatan berlangsung setiap akhir pekan Sabtu maupun Minggu yang terbagi menjadi kelompok berdasarkan usia. Dan terdiri dari minimal 10 hingga 20 orang. “Dan untuk hari Minggu lalu tanggal 18 Mei 2025 itu ada sekitar 30 orang. Sedangkan kemarin Alhamdulillah banyak sekali yang datang. Nah hari Minggu kebetulan nambah tiga kelompok jadi 60 orang,” ucapnya.

Oleh karenanya bertambahnya orang warga kampung yang mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat ini, Marvin menilai, hal tersebut menjadi bukti antusiasme yang positif. “Mahasiswanya cukup antusias dan sangat excited-lah untuk mengikuti acara pengabdian masyarakat ini. Terus untuk hari ini tuh lumayan banyak juga kan, ada enam kelompok yang datang kesini, dimana tiga kelompoknya itu dari mahasiswa baru dan tiga kelompoknya lagi dari angkatan 2023 yang merupakan top five dari IE-Mprove tahun lalu,” kata Marvin.

Di sisi lain, Ketua Kampoeng Oase Songo Surabaya Yaning Mustikaningrum mengatakan, pihaknya merasa bangga dan bersyukur didatangi mahasiswa ITS untuk belajar bersama-sama terkait pelestarian lingkungan. “Tentunya saya merasa bangga dan bahagia ya, karena kampus-kampus yang lain juga sudah membawa kemajuan disini. Ditambah lagi kedatangan dari mahasiswa ITS yang menambah kelengkapan kemajuan, dan ilmu untuk kami. Selain itu, menambah juga pengetahuan untuk masyarakat di sekitar Kampoeng Oase Songo,” kata Yaning.

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, Yaning pun menjelaskan, Ia tak hanya melibatkan warga kampung namun juga para Kader Surabaya Hebat (KSH). “Hal itu, karena saya ingin berbagi ilmu dengan. Apalagi mungkin kampung-kampung mereka itu belum tentu bisa mendapatkan kunjungan atau pengetahuan dari para mahasiswa yang luar biasa ini Sehingga saya punya pemikiran ayolah berbagi ilmu,” jelas Yaning.

Ilmu Pelestarian Lingkungan Kampung

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, tak hanya para mahasiswa yang memberikan edukasi kepada warga. Namun juga, pihak Kampoeng Oase Songo yang memberikan edukasi terkait pelestarian lingkungan kepada para mahasiswa. Yaning menuturkan, adapun yang sudah disodorkan kampung kepada mahasiswa SOSMA HMTI ITS untuk dipelajari adalah membuat pupuk organik, dan pengelolaan sampah dengan menggunakan magot.

“Saya mengajarkan kepada mereka bahwa disini sampah basah sudah kami kelola baik yang itu sisa makanan maupun sisa sayur untuk masak. Kemudian daun kering saya ajarkan juga bisa menjadi pupuk. Bahkan mereka kaget kalau kulit telur itu bisa menjadi pupuk, kulit bawang merah, bawang putih, kulit pisang, kulit buah bisa menjadi berbagai macam eco-enzyme untuk akhirnya menjadi pupuk,” sebut Yaning.

Bahkan eco-enzyme sendiri, lanjut Yaning, sebetulnya ada bermacam-macam, yaitu eco-enzyme untuk muka, ada eco-enzyme untuk tanaman, ada eco-enzyme untuk pel. “Dan bahannya itu hampir sama hanya pilihan bahannya itu kalau yang untuk muka beda dengan yang untuk tanaman. Kalau yang untuk muka harus betul-betul fresh dan bersih tempatnya harus higienis ya. Sedangkan kalau untuk tanaman botolnya atau galonnya tidak perlu dicuci misalnya gitu. Sehingga mereka tahu pupuk organik itu tidak hanya yang mereka bikin. Dari sini mereka lebih mengerti. Akhirnya mereka juga dapat ilmu dari sini saling bertukar,” papar Yaning.

Dengan adanya pengabdian masyarakat mahasiswa SOSMA HMTI ITS ini, Yaning berharap, semoga kampung edu wisata Kampoeng Oase Songo ini berdaya dan menjadi contoh bagi kampung lain ke depannya. “Saya punya program setiap mahasiswa yang masuk harus membeli produk pupuk saya. Sehingga nanti warga itu bisa buat pupuk untuk dijual. Akhirnya mereka ekonominya akan bertambah. Tapi saya harus memberi contoh dulu bagaimana membuatnya, sehingga kedatangan mahasiswa, maupun kedatangan tamu itu membawa dampak ekonomi kepada warga Itu terakhir goal-nya ada penambahan ekonomi,” harap Yaning.

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *